SAHABAT
YANG LEKANG OLEH WAKTU
Hay sahabat....
Kau yang selalu ada disampingku,
bisa dibilang kamu adalah teman yang paling paham akan segalanya tentang aku,
yang menurutku hampir tidak pernah ada salah dimataku. Sahabat yang selalu
menjadi sandaran hati ketika saling terluka, entah dilukai oleh siapa, sahabat
lah yang menjadi imbasnya. Hampir 8 tahun lamanya kita bersama, walaupun banyak lika-liku selama ini tapi kamu tetap
sahabat yang aku sayang. Bahkan kamu lebih dari seseorang yang dinamakan pacar...
Banyak kenangan yang indah tentang kita, berawal dari permusuhan, perkelahian,
hingga kini menjadi persahabatan yang dibilang tidak singkat, tapi kenapa kamu
sering hilang ditelan bumi, seolah bumi sedang kelaparan hingga menelanmu tanpa
berfikir panjang, kamu bahkan lama berada di dalam perut bumi, seolah nyaman di
dalamnya, seolah sudah memiliki kehidupan yang baru di dalam sana, dan seolah
tak ada sedikitpun tentang aku di dalam fikiran kamu.....
Dan aku? Aku selalu berusaha
mencari kamu, menanyakan informasi tentangmu, keadaanmu, kepada teman-teman
yang lain, tapi apa boleh buat sepertinya semuanya bersependapat dengan bumi
dan tidak ada satu orang pun yang memberi tahu tentangmu... Pada suatu ketika
aku lelah, lelah dengan keadaan, lelah dengan kamu, dan akupun memutuskan untuk
berhenti mencari sahabat ku.... Pada awalnya aku benar-benar merasa kehilangan,
tetapi lama kelamaan aku mulai terbiasa tanpa kehadiran kamu.... Akupun
melanjutkan aktifitasku seperti biasa, aktifitas yang padat di SMA ku yang
baru, yang pastinya tanpa kamu... Tidak mudah melupakan mu yang sudah hampir 3
tahun bersama di SMP. Dan kini harus menjalani semuanya tanpa kamu
Setelah
beberapa tahun lamanya, kamu kembali di hadapanku seolah bumi telah
mengeluarkan kamu dari perutnya... dan tidak tau kenapa aku tidak pernah marah ,
akupun menyambut kedatanganmu dengan penuh bahagia, sangat bahagia. Tanpa
memperdulikan kesalahan apa yang kamu perbuat, bahkan perasaan benci ku sama
kamu seketika hilang dan berasa seperti tidak ada kejadian apa-apa. Sahabat tetaplah sahabat... Kita kembali
menghabiskan waktu, bercanda gurau bersama, menceritakan semua masalahku,
mencurahkan isi hatiku ketika sedang ada masalah. Waktu pun terus berlalu, hari
demi hari telah dilewati, sesuatu yang kubenci, dan ku takuti terulang kembali
entah kenapa perpisahan kali ini dapat lebih mudah kulalui meskipun terpuruk,
sedih, kesal kehilangan sahabat yang hobinya kayak setan(muncul-hilang-muncul-hilang).
Akupun dapat segera bangkit melupakan yang telah terjadi, dan ketika kamu
kembali aku tidak lagi merasakan bahagia yang pernah aku rasakan. Bahkan aku
merasa kesal kepada sahabat ku ini yang seakan memeprmainkan perasaan sahabatnya
sendiri.