Hubungan Parasit Helminthes Terhadap Kesejahteraan Manusia


.



PENDAHULUAN
Helmintologi adalah cabang dari parasitologi, yang dalam bidang kedokteran dikenal sebagai illmu yang mempelajari infeksi kecacingan pada manusia, apakah itu menyangkut infeksi kecacingan,faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya infeksi kecacingan, dampak yang ditimbulkan oleh infeksi karena cacing,serta upaya pencegahan dan pengobatan infeksi kecacingan tersebut. Helmintologi,diadopsi dari kata helmintos yang artinya cacing, dan logos yang artinya ilmu. Sementara Parasitologi berasal dari kata parasitos yang artinya organisme yang mengambil makan,. Dalam  kaitan dengan masalah kesehatan, maka parasitologi medik mempelajari parasit yang menghinggapi manusia dapat menyebabkan penyakit dan bahkan kematian (Jangkung, 2002)
Cacing dapat hidup pada manusia dan hewan dan biasanya ditularkan melalui makanan atau air yang terkontaminasi oleh kotoran,  tangan yang tidak bersih atau kontak dengan benda yang terkontaminasi. Infeksi cacing yang biasanya kita temukan pada ternak dapat ditransfer dari hewan ke manusia yang disebut zoonosis dan kemudian dapat menyebabkan peningkatan prevalensi di manusia. Ada beberapa infeksi cacing yang mengakibatkan kematian, tapi kebanyakan dari infeksi tersebut hanya  menyebabkan gangguan fisik  yang parah.
PEMBAHASAN
A. Epidemiologi
       Infeksi STH (soil-transmitted helminths) tersebar diberbagai negara tropik dan subtropik. Iklim merupakan determinan utama dari penyebaran infeksi ini, kelembaban dan suhu yang panas sangat penting bagi perkembangan larva dalam tanah. Faktor iklim ini meliputi temperatur, curah hujan, cahaya matahari dan angin. Juga faktor tanah, seperti macam (jenis) tanah,sifat partikel tanah dan cara pengolahan tanah. Temperatur, sangat penting untuk cacing ini melanjutkan siklus hidupnya. Setiap jenis cacing mempunyai temperatur optimum yang berbeda. Untuk perkembangan telur A. Lumbricoides, misalnya memerlukan temperatur yang berkisar antara 20 0 - 250 C, T.trichiura kira-kira 30 0C dan untuk N.americanus memerlukan temperatur optimum antara 280-320 C. Kelembapan juga merupakan faktor penting untuk mempertahankan hidup cacing. Bila kelembapan rendah maka telur A.lumbricoides dan T.trichiura tidak akan berkembang dengan baik dan larva cacing tambang akan. Determinan yang juga penting adalah kemiskinan kurang tersedianya air dan sanitasi. Pada keadaan ini spesies STH umumnya menjadi endemik. Cahaya matahari berperan dalam memberikan panas, terutama terhadap telur dan larva yang ada pada permukaan tanah. Demikian pula angin, berperan dalam mempercepat proses pengeringan dan penyebaran telur-telur cacing yang infektif melalui debu. Beberapa faktor lain yng ikut berperan sebagai penunjang perkembangan dan penyebaran cacing helmin adalah macam dan partikel tanah. Untuk perkembangan telurnya, A.lumbricoides dan T. trichiura memerlukan tanah yang liat, lembab dan terlindung dari cahaya matahari. Hal ini berbeda dengan cacing tambang karena larvanya cacing ini memerlukan oksigen untuk pertumbuhannya, maka macam tanah yang paling sesuai dn menguntungkan adalah tanah berpasir, gembur, berhumus dan terlindung dari cahaya matahari langsung. Cara pengelolaan tanah juga merupakan  sah satu faktor yang membantu perkembangan dan penyebaran cacing kelompok STH. Bila pengolahan tanah dilakukan dengan baik dan benar, maka perkembangan cacing ini akan terganggu sehingga penyebaran menjadi rendah. Intensitas dari infeksi ini merupakan  indeks epidemiologi yang menggambarkan penyebaran dari infeksi  STH. 

B. Jenis Penyakit Cacing

 1. Ascaris lumbricoides 
 


Cacing ini biasa disebut dengan cacing gelang. Infeksi dengan cacing ini disebut ascariasis. Parasit cacing paling sering ditemukan pada manusia dan penyebarannya dapat sangat luas didaerah tropik, yang beriklim panas dan lembab, maupun di daerahsubtropik yang keadaan lingkungan hidupnya sesuai. Di daerah pedesaan Indonesia, prevalensi infeksi cacing ini dapat mencapai 90%, sementara di kota dimana lahan tanahnya lebih sempit umumnya lebih rendah.
Manusia akan terinfeksi bila menelan minuman atau makanan yang terkontminasi dengan telur yang infektif. Sedangkan pada anak-anak biasanya lewat tangannya yang telah tercemar telur cacing, telur yang infektif tadi menetas di dalam usus halus dan keluarlah “larva rabditiform” yang akan menembus dinding usus masuk ke vena kecil atau pembuluh limfa.
Untuk memberantas cacing harus memutuskan daur rantai hidupnya, yang dapat dilakukan dengan dua metode pencegahan dan pengobatan



2. Trichuris trichiura
   


Cacing ini biasa disebut dengan cacing cambuk karena bentuknya mirip cambuk. Infeksi dengan cacing ini disebut trikuriasis. Trichuris trichiura tersebar luas di daerah tropik yang panas dan lembab. Infeksi terjadi  apabila telur yang berisi embrio tertelan dengan perantara tangan , makanan atau minuman dan alat permainan anak-anak berkontaminasi. Cacing dewasa hidup di usus besar manusia, terutama didaerah sekum dengan terutama di daerah sekum dengan membenamkan kepalanya di dalam dinding usus. Terkadang cacing juga terdapat pada apendiks dan illeum bagian distal. Bila lingkungannya kurang menguntungkan maka pertumbuhannya terutama temperatur, kelembapan dan keteduhan kurang menguntungkan maka pertyumbughan telur akan terhambat sampai beberapa bulan
  
3. Cacing Kait ( Hookworm)
  

         Cacing ini biasa disebut dengan cacing kait, ada juga yang yang menamakannya dengan cacing tambang. Ada dua spesies yang merupakan parasit pada manusia yaiyu Ancylostoma duodenale dan Necator americanus. Infeksi cacing ini biasanya disebut Ancylostomiasis. Cacing tambang bisa menginfeksi manusia maupun mamalia lain seperti kucing dan anjing. Cacing tambang dewasa berada dalam usus kecil manusia, di mana mereka melekatkan diri di dinding usus dengan mulut mereka.Mereka makan darah dan menyebabkan perdarahan di usus yang ditempati. Penularannya terjadi oleh larva yang memasuki kulit yang terluka pada kaki dan menimbulkan reaksi lokal. Setelah memasuki vena, larva menuju paru-paru dan bronchi akhirnya ke saluran cerna. Cacing tambang juga mengaitkan diri pada mukosa usus dan menghisap darah tuan rumah hingga terjadi anemia yang cukup serius Infeksi cacing tambang biasanya tidak memberikan gejala spesifik.Anemia dan keluhan terkait peradangan usus  seperti mual, sakit perut dan diare adalah beberapa gejala yang mungkin timbul


3. Cacing Strongyloides stercoralis 
      

Cacing ini biasa disebut dengan cacing cambuk.Infeksi pada cacing ini dinamai dengan Strongyloidiasis. Seperti halnya cacing gelang, cacing kremi atau cacing kerawit hanya menginfeksi manusia, Anda tidak bisa tertulari cacing ini dari hewan peliharaa. Cara penularannya adalah lewat larva yang berbentuk benang yang menembus kulit. Larva ini dapat dikenali dalam tinja, yang tidak mengandung telurnya. Berhubung terjadi auto-reinfeksi, maka cacing dapat bertahan puluhan tahun lamanya di mukosa bagian atas usus halus. Di tempat ini, cacing menimbulkan reaksi radang dan kerusakan. Gejalanya yang khas adalah gatal-gatal hebat (urticaria) di bagian pantat, yang bersifat sementara, juga gangguan perut dan iritasi saluran napas (batuk) akibat migrasi cacing. Untuk memastikan apakah gatal-gatal disebabkan oleh cacing kremi, Anda dapat meletakkan sepotong selotip di anus. Semua cacing atau telur akan menempel ke selotip. Lalu bawalah selotip itu ke dokter untuk diperiksa.




4. Oxyuris vermicularis   




Cacing ini biasa disebut vdengan cacing kremi. Penyakit pada cacing ini disebut Oxyuriasis. Seperti halnya cacing gelang, cacing kremi atau cacing kerawit hanya menginfeksi manusia, Anda tidak bisa tertulari cacing ini dari hewan peliharaan. Cacing ini biasa terdapat dalam coecum menimbulkan gatal-gatal di sekitar dubur dan kejang-kejang hebat pada anak-anak. Adakalanya infeksi ini mengakibatkan radang umbai usus buntu akut (appendicitis). Penularan pada anak kecil sering kali terjadi dengan jalan auto-reinfeksi, yakni melalui telur yang melekat pada jari-jari sewaktu menggaruk daerah dubur, yang dirasakan sangat gatal dan dengan demikian memungkinkan terjadi infeksi sekunder.Infeksi cacing kermi adalah infeksi cacing yang satu-satunya penularannya berlangsung dari orang ke orang, sehingga semua anggota keluarga harus serentak diobati pula, walaupun mereka tidak menunjukkan gejala apapun.


B. Gejala  Klinis infeksi cacing
  • Gatal-gatal pada dubur atau kaki, diare, sembelit, nyeri perut dan penyumbatan usus halus dan saluran pankreas
  • Perut buncit, kelalahan yang sangat, nafsu makan berkurang, kejang-kejang, mual dan muntah. 
  • Berat badan berkurang, muka pucat dan kurang darah atau anemia  

       C. Dampak Cacingan Pada Masyarakat  
              
   1. Prevalensi dan Intensitas Infeksi
           Penyakit Cacingan tersebar luas, baik dipedesaan maupun di perkotaan.Angka infeksi tinggi, tetapi intesitas infeksi berbeda.  
   2. Kerugian akibat Cacingan  
           Cacingan mempengaruhi pemasukan, pencernaan, penyerapan dan metabolism makanan.Secara kumulatif, cacingan dapat menyebabkan kerugian zat gizi berupa kalori dan protein serta kehilangan darah.Selain dapat mengahambat perkembangan fisik, kecerdasan dan produktivitas kerja, dapat menurunkan ketahanan tubuh sehingga mudah terkena penyakit lainnya.  

     D. Pencegahan


Ø  Cucilah tangan sebelum makan
Ø  Pakailah alas kaki jika menginjak tanah
Ø  Gunting dan bersihkan kuku secara teratur
Ø  Jangan buang air besar sembarangan dan cuci tangan saat membasuh
Ø  Bertanam atau Berkebunlah dengan baik
Ø  Bertanam atau Berkebunlah dengan baik
Ø  Hati-hatilah makan makanan mentah atau setengah matang, terutama di daerah yang sanitasinya buruk
Ø  Pencegahan dengan meminum obat anti cacing setiap 6 bulan, terutama bagi Anda yang risiko tinggi terkena infestasi cacing ini, seperti petani, anak-anak yang sering bermain pasir, pekerja kebun, dan pekerja tambang (orang-orang yang terlalu sering berhubungan dengan tanah.
  

    E. Pengobatan    

   v  Penanganan untuk mengatasi infeksi cacing dengan obat-obatan merupakan pilihan yang dianjurkan. Obat anti cacing Golongan Pirantel Pamoat (Combantrin dan lain-lain) merupakan anti cacing yang efektif untuk mengatasi sebagian besar infeksi yang disebabkan parasit cacing.
   v  Intervensi berupa pemberian obat cacing ( obat pirantel pamoat 10 mg / kg BB dan albendazole 10 mg/kg BB ) dosis tunggal diberikan tiap 6 bulan pada anak SD dapay mengurangi angka kejadian infeksi ini pada suatu daerah
  v  Paduan yang serasi antara upaya prevensi dan terapi akan memberikan tingkat keberhasilan yang memuaskan, sehingga infeksi cacing secara perlahan dapat diatasi secara maksimal, tuntas dan paripurna
 Kesimpulan
          Parasit Helminth sebenarnya dapat dicegah sehingga kesejahteraan masyarakat akan lebih baik. Namun, apabila kurangnya pengetahuan  di masyarakat kesejahteraan mereka akan terganggu, apalagi bila masyarakat tersebut hidup dilingkungan social ekonomi yang kurang mampu. Kemungkinan untuk terserang penyakit cacingan yang disebabkan parasite Helminth cukup banyak.Serta kebanyakan menyerang pada anak-anak. Maka dari itu perlunya penyuluhan dari badan kesehatan agar masyarakat mengetahui penyebab dari penyakit yang ditimbulkan dari panas



DAFTAR PUSTAKA
v  Jangkung S O,2000. Parasitologi Medik 1. Helmintologi,EGC, Jakarta
v  De Silva NR,Brooker S, Hotez P, Montresor A, Engles D, Savioli L. “Soil- transmitted helminth infections:updating the global picture.” Trends Parasitol 2003; 19: 547-51.
v  Srisasi dkk.1998.Parasitologi Kedokteran.  Edisi Ketiga. Balai Penerbit FKUI,. Jakarta
 









Your Reply