MAKALAH VENIPUNCTURE


.



BAB I
PENDAHULUAN

I.  Definisi
Venipuncture atau tusukan vena adalah pengambilan darah pada pembuluh darah vena yang digunakan untuk pemeriksaan hematologi. Lokasi pengambilan venipuncture biasanya dilakukan pada  vena mediana cubiti, vena cephalica dan vena basillica. Metode pengambilan venipuncture meliputi metode vacutainer, spuit, dan wing needle. Dalam pengambilan venipuncture terdapat indikasi dan kontraindikasi.
II.    Tujuan Tindakan
  1.  Untuk  mendapatkan sampel darah vena yang baik dan memenuhi syarat untuk melakukan pemeriksaan. 
  2.  Untuk  menurunkan resiko kontaminasi dengan darah  akibat venipuncture  bagi  petugas  maupun penderita. 
  3.  Untuk  petunjuk bagi petugas yang melakukan pengambilan darah (phlebotomy)
  4. Untuk  mendapatkan spesimen darah vena tanpa anticoagulan yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan kimia  klinik dan imunoserologi.
  5. Untuk  menganalisa kandungan komponen darah, seperti sel darah merah, sel darah putih, angka leukosit, dan angka trombosit.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Indikasi (kegunaan)
A.1 Metode Spuit:
                    Metode ini sering digunakan pada pasien usia lanjut, pasien terbakar, pasien obesitas atau pasien dengan pembuluh darah tidak dapat diandalkan atau rapuh. Karena jarum suntik yang dioperasikan secara manual, jumlah pengambilannya dapat diterapkan dengan mudah dan terkontrol. Hal ini sangat membantu pengambilan sampel darah pasien yang memiliki pembuluh darah kecil.
A.2  Metode wing needle:
·         Wing needle memiliki ukuran jarum yg relative kecil dan pendek maka metode ini digunakan untuk hal-hal khusus, jadi tidak setiap vena bisa diambil dengan wing needle.
·         Vena yg kecil pada anak2/bayi dan orang tua. Penderita luka bakar yg cukup berat
·         Untuk pengobatan IV (Intra vena)
·         Pada seseorang yg memiliki vena tipis,rapuh,atau diakses.
·         Untuk meminimalkan rasa nyeri ktika insersi ideal pada Neonatus anak atau lansia dng vena yg rapuh dan tidak kuat .
·         jika pasien gemuk maka vena sulit ditemukan.
A.3  Metode tabung vakum:
·         Tidak kontak dengan darah pasien.
·         Tertutup rapat sehingga mengurangi bahaya aerosol.
·         Tidak mudah pecah (pada saat pemutaran / jatuh)
·         Perbandingan darah dengan anticoagulant tepat.
·         Lapisan mempunya dinding 2 lapis (double sandwich) sehingga mengurangi penguapan.
·         Volume darah lebih banyak.
·         Darah cepat beku karena adanya zat clot activator.
·         Adanya gel sehingga stabilitas serum tahan 48 jam.
B.     Kontraindikasi Venipuncture:
1)      Darah banyak mengalir kebawah kulit sehingga sulit diambil.
2)      Tidak sejajar dengan jantung sehingga tekanan darah lebih besar.
3)      Bekas luka yg belum sembuh
4)      Dermatitis
5)      Tromboplebitis
6)      Cyanosis:kekurangan Oksigen.
7)      Tensi lebih dari normal => relatis
8)      Pada daerah vena yg hematoma.
9)      Luka bakar
10)  Oedema
11)  Vena rusak
Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomy yang berarti proses mengeluarkan darah. Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3 macam cara memperoleh darah, yaitu : melalui tusukan vena (venipuncture), tusukan kulit (skinpuncture) dan tusukan arteri atau nadi. Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh karena itu istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture.

C . Prosedur Pengambilan Darah Vena





Pada pengambilan darah vena (venipuncture), contoh darah umumnya diambil dari vena median cubital, pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena ini terletak dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar. Apabila tidak memungkinkan, vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan berikutnya. Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena letaknya berdekatan dengan arteri brachialis dan syaraf  median.
Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak bisa digunakan, maka pengambilan darah dapat dilakukan di vena di daerah pergelangan tangan. Lakukan pengambilan dengan dengan sangat hati-hati dan menggunakan jarum yang ukurannya lebih kecil.
Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah :
  • Lengan pada sisi mastectomy
  • Daerah edema
  • Hematoma
  • Daerah dimana darah sedang ditransfusikan
  • Daerah bekas luka
  • Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular
  • Daerah intra-vena lines Pengambilan darah di daerah ini dapat menyebabkan darah menjadi lebih encer dan dapat meningkatkan atau menurunkan kadar zat tertentu.
Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara vakum. Cara manual dilakukan dengan menggunakan alat suntik (syring), sedangkan cara vakum dengan menggunakan tabung vakum (vacutainer).

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena adalah :
  • Pemasangan tourniquet (tali pembendung)
    • pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit/PCV dan elemen sel), peningkatan kadar substrat (protein total, AST, besi, kolesterol, lipid total)
    • melepas tourniquet sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma
  • Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga mengakibatkan masukknya udara ke dalam tabung dan merusak sel darah merah.
  • Penusukan
    • penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang berkali-kali juga berpotensi menyebabkan hematoma.
    • tusukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan darah bocor dengan akibat hematoma
  • Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel akibat kontaminasi oleh alcohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan pada pasien ketika dilakukan penusukan.

1.      Pengambilan Darah Vena dengan Syring

Pengambilan darah vena secara manual dengan alat suntik (syring) merupakan cara yang masih sering dilakukan di berbagai laboratorium klinik dan tempat-tempat pelayanan kesehatan. Alat suntik ini adalah sebuah pompa piston sederhana yang terdiri dari sebuah sebuah tabung silinder, pendorong, dan jarum. Berbagai ukuran jarum yang sering dipergunakan mulai dari ukuran terbesar sampai dengan terkecil adalah : 21G, 22G, 23G, 24G dan 25G.
Pengambilan darah dengan suntikan ini baik dilakukan pada pasien usia lanjut dan pasien dengan vena yang tidak dapat diandalkan (rapuh atau kecil).
Prosedur pengambilan darah vena dengan syring:
·         Persiapkan alat-alat yang diperlukan : syring, kapas alkohol 70%, tali pembendung (torniquet), plester, dan tabung. Untuk pemilihan syring, pilihlah ukuran/volume sesuai dengan jumlah sampel yang akan diambil, pilih ukuran jarum yang sesuai, dan pastikan jarum terpasang dengan erat.
·         Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman mungkin.
·         Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.
·         Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien minum obat tertentu, tidak puasa dsb.
·         Minta  pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.
·         Minta pasien mengepalkan tangan.
·         Pasang tali pembendung (tourniquet) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.
·         Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.
·         Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
·         Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk ke dalam semprit (dinamakan flash). Usahakan sekali tusuk kena.
·         Setelah volume darah dianggap cukup, lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.
·         Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas beberapa saat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum torniquet dibuka.

2.      Pengambilan Darah Vena Dengan Tabung Vakum
Tabung vakum pertama kali dipasarkan oleh perusahaan AS BD (Becton-Dickinson) di bawah nama dagang Vacutainer. Jenis tabung ini berupa tabung reaksi yang hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai.


Jarum yang digunakan terdiri dari dua buah jarum yang dihubungkan oleh sambungan berulir. Jarum pada sisi anterior digunakan untuk menusuk vena dan jarum pada sisi posterior ditancapkan pada tabung. Jarum posterior diselubungi oleh bahan dari karet sehingga dapat mencegah darah dari pasien mengalir keluar. Sambungan berulir berfungsi untuk melekatkan jarum pada sebuah holder dan memudahkan pada saat mendorong tabung menancap pada jarum posterior.

Keuntungan menggunakan metode pengambilan ini adalah, tak perlu membagi-bagi sampel darah ke dalam beberapa tabung. Cukup sekali penusukan, dapat digunakan untuk beberapa tabung secara bergantian sesuai dengan jenis tes yang diperlukan. Untuk keperluan tes biakan kuman, cara ini juga lebih bagus karena darah pasien langsung dapat mengalir masuk ke dalam tabung yang berisi media biakan kuman. Jadi, kemungkinan kontaminasi selama pemindahan sampel pada pengambilan dengan cara manual dapat dihindari.

Kekurangannya sulitnya pengambilan pada orang tua, anak kecil, bayi, atau jika vena tidak bisa diandalkan (kecil, rapuh), atau jika pasien gemuk. Untuk mengatasi hal ini mungkin bisa digunakan jarum bersayap (winged needle).

Jarum bersayap atau sering juga dinamakan jarum “kupu-kupu” hampir sama dengan jarum vakutainer seperti yang disebutkan di atas. Perbedaannya adalah, antara jarum anterior dan posterior terdapat dua buah sayap plastik pada pangkal jarum anterior dan selang yang menghubungkan jarum anterior dan posterior. Jika penusukan tepat mengenai vena, darah akan kelihatan masuk pada selang (flash).

Prosedur :
  • Persiapkan alat-alat yang diperlukan : jarum, kapas alkohol 70%, tali pembendung (torniquet), plester, tabung vakum.
  • Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.
  • Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman mungkin.
  • Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.
  • Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien minum obat tertentu, tidak puasa dsb.
  • Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.
  • Minta pasien mengepalkan tangan.
  • Pasang tali pembendung (torniquet) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.
  • Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.
  • Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
  • Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Masukkan tabung ke dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian posterior tertancap pada tabung, maka darah akan mengalir masuk ke dalam tabung. Tunggu sampai darah berhenti mengalir. Jika memerlukan beberapa tabung, setelah tabung pertama terisi, cabut dan ganti dengan tabung kedua, begitu seterusnya.
  • Lepas torniquet dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.
  • Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas beberapa saat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum torniquet dibuka.
Menampung Darah Dalam Tabung
Beberapa jenis tabung sampel darah yang digunakan dalam praktek laboratorium klinik adalah sebagai berikut :
  • Tabung tutup merah. Tabung ini tanpa penambahan zat aditif, darah akan menjadi beku dan serum dipisahkan dengan pemusingan. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi, serologi dan bank darah (crossmatching test)
  • Tabung tutup kuning. Tabung ini berisi gel separator (serum separator tube/SST) yang fungsinya memisahkan serum dan sel darah. Setelah pemusingan, serum akan berada di bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi dan serologi
  • Tabung tutup hijau terang. Tabung ini berisi gel separator (plasma separator tube/PST) dengan antikoagulan lithium heparin. Setelah pemusingan, plasma akan berada di bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah.
  • Tabung tutup ungu atau lavender. Tabung ini berisi EDTA. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan darah lengkap dan bank darah (crossmatch)
  • Tabung tutup biru. Tabung ini berisi natrium sitrat. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan koagulasi (mis. PPT, APTT)
  • Tabung tutup hijau. Tabung ini berisi natrium atau lithium heparin, umumnya digunakan untuk pemeriksaan fragilitas osmotik eritrosit, kimia darah.
  • Tabung tutup biru gelap. Tabung ini berisi EDTA yang bebas logam, umumnya digunakan untuk pemeriksaan trace element (zink, copper, mercury) dan toksikologi.
  • Tabung tutup abu-abu terang. Tabung ini berisi natrium fluoride dan kalium oksalat, digunakan untuk pemeriksaan glukosa.
  • Tabung tutup hitam ; berisi bufer sodium sitrat, digunakan untuk pemeriksaan LED (ESR).
  • Tabung tutup pink ; berisi potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan imunohematologi.
  • Tabung tutup putih ; potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan molekuler/PCR dan bDNA.
  • Tabung tutup kuning dengan warna hitam di bagian atas ; berisi media biakan, digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi - aerob, anaerob dan jamur
Beberapa hal penting dalam menampung sampel darah adalah :
  • Darah dari syring atau suntikan harus dimasukkan ke dalam tabung dengan cara melepas jarum lalu mengalirkan darah perlahan-lahan melalui dinding tabung. Memasukkan darah dengan cara disemprotkan, apalagi tanpa melepas jarum, berpotensi menyebabkan hemolisis. Memasukkan darah ke dalam tabung vakum dengan cara menusukkan jarum pada tutup tabung, biarkan darah mengalir sampai berhenti sendiri ketika volume telah terpenuhi.
  • Homogenisasi sampel jika menggunakan antikoagulan dengan cara memutar-mutar tabung 4-5 kali atau membolak-balikkan tabung 5-10 kali dengan lembut. Mengocok sampel berpotensi menyebabkan hemolisis.
  • Urutan memasukkan sampel darah ke dalam tabung vakum adalah : pertama - botol biakan (culture) darah atau tabung tutup kuning-hitam kedua - tes koagulasi (tabung tutup biru), ketiga - tabung non additive (tutup merah), keempat - tabung tutup merah atau kuning dengan gel separator atau clot activator, tabung tutup ungu/lavendet (EDTA), tabung tutup hijau (heparin), tabung tutup abu-abu (NaF dan Na oksalat)
 Agar dapat diperoleh spesimen darah yang memenuhi syarat uji laboratorium, maka prosedur pengambilan sampel darah harus dilakukan dengan benar, mulai dari persiapan peralatan, pemilihan jenis antikoagulan, pemilihan letak vena, teknik pengambilan sampai dengan pelabelan
Pemilihan letak vena menjadi perhatian penting ketika pasien terpasang intravena (IV) line, misalnya infus. Prinsipnya, pengambilan sampel darah tidak boleh dilakukan pada lengan yang terpasang infus. Jika salah satu lengan terpasang infus, maka pengambilan darah dilakukan pasa lengan yang tidak terpasang infus. Jika kedua lengan terpasang infus, lakukan pengambilan pada vena kaki. Lalu bagaimana jika seluruh akses vena tidak memungkinkan untuk dilakukan pengambilan sampel darah? Berikut ini adalah teknik pengambilan sampel darah pada pasien yang terpasang infus atau IV-lines (contoh kasus pasien luka bakar di atas 70%).

Alternatif 1
Jika memungkinkan, lakukan pengambilan darah pada lengan yang tidak terpasang infus.

Alternatif 2
Jika tidak memungkinkan, lakukan pengambilan sampel darah di daerah kaki.

Alternatif 3
Jika tidak ada akses vena di tempat lain, lakukan pengambilan sampel darah pada lengan yang terpasang infus dengan cara :
  1. Mintalah perawat untuk menghentikan aliran infus selama minimal 2 menit sebelum pengambilan.
  2. Pasang tourniquet pada bagian sebelah bawah jarum infus.
  3. Lakukan pengambilan sampel darah pada vena yang berbeda dari yang terpasang infus atau di bagian bawah vena yang terpasang infus.
  4. Mintalah perawat untuk me-restart infus setelah spesimen dikumpulkan.
  5. Buatlah catatan bahwa spesimen dikumpulkan dari lengan yang terpasangi infus beserta jenis cairan infus yang diberikan. Tulislah informasi ini pada lembar permintaan lab.
Alternatif 4
Jika hanya ada satu saja akses vena di tempat yang terpasang infus, maka :
  1. Hentikan aliran infus seperti cara di atas
  2. Keluarkan darah dari vena tersebut, buang 2-5 ml pertama, dan tampung aliran sampel darah selanjutnya dalam tabung.
  3. Mintalah perawat untuk me-restart infus setelah spesimen dikumpulkan.
  4. Buatlah catatan bahwa spesimen dikumpulkan dari lengan yang terpasangi infus beserta jenis cairan infus yang diberikan. Tulislah informasi ini pada lembar permintaan lab.
Perhatian : Pemilihan alternatif 3 dan 4 harus dengan ijin dan pengawasan dokter. Phlebotomis dapat bekerjasama dengan perawat untuk prosedur pengambilan ini.

METODE VENI PUNCTUR, WING NEEDLE
Pengambilan  darah Vena dapat dilakukan dengan  menggunakan metode WING NEEDLE, berikut ini cara pengambilan darah metode Wing needle :
Venipucture merupakan suatu metode untuk mendapatkan sampel darah lebih dari 0,5 mL dari pembulu darah vena guna pemeriksaan hematologi. Venipuncture dibagi menjadi menjadi dua metode yaitu: metode spuit dan metode wing needle.
Venipuncture dengan metode spuit yaitu suatu metode pengambilan darah dari pembuluh darah vena dengan menggunakan alat spuit atau semprit sedangkan venipucture wing needle yaitu suatu metode pengambilan darah dari pembuluh darah vena dengan menggunakan alat wing needle.

INDIKASI
1.    Bila dilakukan pemeriksaan yang memerlukan specimen darah lebih dari 0,5 cc.
2.    Bila terdapat pemeriksaan yang memerlukan serum, plasma, maupun wholeblood.
3.    Indikasi venipuncture dengan metode spuit adalah bila ditemukan pasien yang memiliki vena yang sulit (rapuh, halus, dan mudah berpindah).
4.    Indikasi venipunture dengan metode wing needle adalah bila ditemukan pasien yang memiliki vena yang kecil (anak - anak dan orang tua).

        LOKASI PENGAMBILAN SAMPEL VENIPUNCTURE MENGGUNAKAN WING NEEDLE DAN SPUIT

Lokasi pengambilan darah dengan metode venipuncture dapat dilakaukan pada vena median cubital, vena chepallica sedangkan pada bayi dilakukan pada vena jugularis superfisialis.

Pengambilan darah vena harus dilakukan pada daerah yang bersih, baik, dan sehat. Berikut syarat pengambilan darah vena :

1.    Diambil pada bagian yang bebas dari luka dan bekas luka.
2.    Tidak sianosis.      
3.    Tidak terdapat hematoma.
4.    Tidak sedang dilakukan terapi intra vena lines.
5.    Daerah yang tidak dilakukan transfusi darah.

      KONTRA INDIKASI VENIPUNCTURE MENGGUNAKAN WING NEEDLE DAN SPUIT

1.    Mastectomy pada sebagian / seluruh lengan (pada salah satu lengan ataupun kedua lengan).
2.    Daerah oedema (daerah yang membengkak karena terdapat banyak cairan jaringan).
3.    Daerah hematoma.
4.    Daerah dimana darah sedang ditransfusikan.
5.    Daerah bekas luka.
6.    Daerah dengan cannula, fistula , atau cangkokan vascular.
7.    Daerah intra - vena lines. Pengambilan darah di daerah ini dapat menyebabkan darah menjadi lebih encer dan meningkatkan atau menurunkan kadar zat tertentu.

Cara Kerja menggunakan spuit:

1.     Persiapkan alat-alat yang diperlukan meliputi: spuit, alkohol 70%, kapas, tourniquet, plester dll.
2.     Pakai APD lengkap.
3.     Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.
4.     Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien minum obat tertentu, tidak puasa dsb.
5.     Pasang tourniquet kira-kira 10 cm di atas lipat siku dan minta pasien mengepalkan tangan.
6.     Palpasi dengan telunjuk untuk menentukan lokasi vena yang akan ditusuk.
7.     Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
8.     Tusuk bagian vena menggunakan spuit dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk ke dalam semprit (dinamakan flash). Usahakan sekali tusuk kena.
9.     Tarik torak pelan-pelan agar darah masuk ke dalam  barrel sesuai volume yang diperlukan. Lalu lepaskan tourniquet.
10.  Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan atau tarik jarum. Tekan kapas beberapa saat lalu plester
Untuk  Cara Kerja menggunakan Wing Needle secara garis besar sama hanya Wing Needle digunakan untuk vena yang kecil atau rapuh pada orang tua, anak-anak dan pada bayi.


     EFEK SAMPING

1.      Alergi terhadap antiseptik dan plester
2.      Pendarahan yang berlebihan
3.      Pingsan (Syncope)
4.      Muntah
5.      Nyeri
6.      Syok
7.      Petechiae
8.      Vena kolaps
9.      Kerusakan vena
10.   Kerusakan syaraf
11.   Aliran balik antikoagulan
12.   Terambilnya darah arteri
13.   Hematoma

One Response to “MAKALAH VENIPUNCTURE”

  1. triana says:

    mana refernsnya in mbak??

Your Reply